Rabu, 30 Maret 2016

Tugas Bahasa Indonesia 2_Softskill

Nama  : Aprilia Wahyuni
Kelas   : 3EA35
NPM    : 11213216


SILOGISME  

   Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, silogisme adalah bentuk, cara berpikir atau menarik simpulan yang terdiri atas premis umum, premis khusus, dan simpulan. Silogisme merupakan suatu cara pernalaran yang formal. Namun, bentuk pernalaran ini jarang dilakukan dalam komunikasi sehari-hari. Yang sering dijumpai hanyalah pemakaian polanya, meskipun secara tidak sadar.
Contoh pola silogisme yang standar: 
  1. Premis mayor  = Semua manusia akan mati. 
  2. Premis minor   = Si A adalah manusia.
  3. Simpulan        = Si A akan mati.

Secara singkat silogisme dapat dituliskan: 

Jika A=B dan B=C maka A=C


Silogisme terdiri dari:
  • Silogisme Kategorial
  • Silogisme Hipotesis
  • Silogisme Alternatif


A. Silogisme Kategorial 

           Silogisme Kategorial merupakan silogisme yang memiliki semua proposisinya merupakan katagorial dari proposisi . Proposisi yang mendukung sebuah silogisme disebut dengan premis yang ada saat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). 

         Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Term predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh silogime itu. Sedangkan subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme, sementara term yang muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan disebut term tengah. 

Contoh : 

Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya. Sapi termasuk binatang mamalia. Jadi, Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. 

Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga dan hanya tiga proposisi. 

1.    Premis umum          : Premis Mayor
2.    Premis khusus         : Premis Minor 
3.    Premis simpulan     : Premis Kesimpulan

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. 

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: 
  1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
  2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
  3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.  
  4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 
  5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.  
  6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
  7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.    
Contoh silogisme Kategorial: 

Premis Mayor        : Semua kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar.
Premis Minor         : Mobil merupakan kendaraan bermotor.
Kesimpulan            : Mobil membutuhkan bahan bakar.

Premis Mayor        : Tidak ada mahluk hidup yang bertahan tanpa makan.
Premis Minor         : Ayam adalah makhul hidup
Kesimpulan            : Ayam tidak bertahan tanpa makan. 

Premis Mayor        : Semua mahasiswa gunadarma memiliki npm.
Premis Minor         : Findy tidak memiliki npm.
Kesimpulan            : Findy bukan mahasiswa mahasiswa gunadarma. 



B. Silogisme Hipotesis


 

Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial . Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :


1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :

Jika hari ini cerah, saya akan ke rumah kakek (premis mayor)

Hari ini cerah (premis minor)

Maka saya akan kerumah kakek (kesimpulan).



2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen.

Contoh :

Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming (premis mayor)

Sekarang terjadi global warming (premis minor)

Maka hutan banyak yang gundul (kesimpulan).



3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent.

Contoh :

Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil tidak
akan maksimal pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan maka hasil akan maksimal.



4. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen

Contoh :

Bila presiden Mubarak tidak turun, Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan

Jadi presiden Mubarak tidak turun.



Kaidah silogisme hipotesis



Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.

Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah :



1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.

2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)

3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)

4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.



Kebenaran hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan berikut:



Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi.

Nah, peperangan terjadi.

Jadi harga bahan makanan membubung tinggi (benar = terlaksana)

Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya

Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi

Nah, peperangan terjadi.



Jadi harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)
Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau faktor lain.

  C. Silogisme Alternatif

   
   Jenis silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung dari premis minornya; kalau premis minornya menerima satu alternatif, maka alternatif lainnya ditolak; kalau premis minornya menolak satu alternatif, maka alternatif lainnya diterima dalam konklusi.

Contoh :
Premis Mayor    : Nenek susi berada di Bandung atau wonoosobo.

Premis Minor    : Nenek Susi berada di Bandung.

Kesimpulan      : Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.



Premis Mayor    : Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.

Premis Minor    : Nenek Susi tidak berada di wonosobo.

Kesimpulan      : Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.




1. Silogisme alternatif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti : 
Hasan berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata berbaju putih.
Jadi ia bukan tidak berbaju putih.
Hasan berbaju putih atau tidak putih. 
Ternyata ia tiak berbaju putih.
Jadi ia berbaju non-putih.
2.Silogisme alternatif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah sebagai berikut:


a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
Budi menjadi guru atau pelaut.

Ia adalah guru.

Jadi bukan pelaut.

Budi menjadi guru atau pelaut.

Ia adalah pelaut.

Jadi bukan guru.



b. Bila premis minor mengingkari salah satu konklusinya tidak sah (salah), seperti:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogya.

Ternyata tidak lari ke Yogya.

Jadi ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).

Budi menjadi guru atau pelaut.

Ternyata ia bukan pelaut.

Jadi ia guru. (Bisa jadi ia seorang pedagang)

Sumber :
http://www.belajarbahasaindonesia.com/silogisme/
Arifin, E Zaenal dan  Tasai, S Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
 Tatang, Atep et all. 2009. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 3. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Selasa, 15 Maret 2016

Tugas Bahasa Indonesia 1



Nama  : Aprilia Wahyuni
Kelas   : 3EA35
NPM    : 11213216

"Kalimat Proposisi"

    Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Ini berarti bahwa kalimat harus diyakini, meragukan, membantah, atau jika terbukti. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan dari hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.
Dalam ilmu logika, proposisi yang memiliki tiga unsur, yaitu:
  1. Subjek, kasus ini terdiri dari orang-orang, benda, tempat, atau kasus.
  2. Predikat dinyatakan dalam materi pelajaran.
  3. Kata kerja penghubung adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat.

Sumber : Pos Kota 

Contoh kalimat Proposisi :
1. Pasangan suami istri ditangkap edarkan shabu - shabu di Jalan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
2. Saya mendapatkan pasokan shabu ini dari Dopak dan Herman Badak yang tinggal di Gang Macan, disana memang pusatnya narkoba yang beredar di Kalibiru.
3. Langkat Mat Heru, terhenti setelah sebutir timah panas bersarang di perutnya.
4. Dari pemeriksaan, Kecot mengaku melakukan aksinya karena kesulitan mencari pekerjaan utama saat jasa tenaganya sebagai buruh nelayan tidak lagi dibutuhkan karena tangkapan ikan minim.
5. Salah satu kurir tersebut, Mat Heru berupaya kabur saat penggerebekan.

Sumber : Pos Kota
Contoh kalimat proposisi :
1. Dua pemuda punya nama sama, Slamet Madun,19, dan Slamet Sugeng,22,tersangka pembunuh Susanto,37, bos Rental Playstation di Pedongkelan RT012/016 Kel, Kapuk Kec. Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (8/3) subuh, dibekuk polisi di Lampung.
2. Kedua pemuda tak punya pekerjaan itu diringkus anggota gabungan Reskrim Polsek Cengkareng dan Unit Jatanras Polres Metro Jakarta Barat.
3.  Mujiah yang rumahnya berjarak 300 meter ke kios anaknya itu, setiap malam mengantar nasi karena Susanto setiap hari tidur dikios.
4. Saat itulah Wanita asal Kebumen, Jawa Tengah itu terkejut menemukan korban dalam keadaan terikat kaki dan tangannya dengan kabel serta ada jeratan tali plastik di leher.
5. Dikatakan ibunya, uang anaknya sekitar Rp 400.000 hasil usahanya raib.

Sumber : Koran Pos Kota edisi 10 Maret 2016